Kamis, 25 November 2010

SBY Prihatin Konflik di Semenanjung Korea

Kamis, 25 November 2010 | 15:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku prihatin atas konflik yang bergejolak di Semenanjung Korea. Jika berlanjut, kata Presiden, konflik tersebut dapat meluas dan melibatkan negara-negara lain di sekitar Semenanjung Korea.


" Indonesia sangat prihatin dengan insiden di Semenanjung Korea Utara dan Korea Selatan. Bahkan saat ini telah menimbulkan korban jiwa dan sipil. Tembakan serangan militer artileri yang bisa memicu konflik yang lebih besar," kata Presiden ketika membuka sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (25/11/2010).
 
Presiden berharap, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara kunci dapat mencegah terjadinya konflik yang lebih luas di antara kedua negara. Presiden berharap konflik tersebut dapat segera diakhiri.
Presiden mengatakan, konflik kedua negara ini dapat dibawa pada pertemuan puncak Asia Timur pada 2011.

Agenda pertemuan puncak tersebut adalah dialog politik keamanan regional. Pada pertemuan tersebut, Indonesia bertindak sebagai tuan rumah.

"Saya pandang tepat membahas itu karena akan dihadiri 10 negara ASEAN dan delapan negara lain, termasuk Korea Selatan, India, Australia, China, Selandia Baru, Rusia, dan Amerika Serikat," kata Presiden.(*)

AS dan Jepang di Belakang Korea Selatan

Kamis, 25 November 2010 | 14:20 WIB
www.xinhuanet.com
TOKYO, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dan Menlu Jepang Seiji Maehara, Kamis (25/11/2010), menegaskan kerja sama mereka dengan Seoul terkait serangan mematikan Pyongyang di pulau di wilayah Korsel.

Mereka melangsungkan pembicaraan diplomasi telepon selama 15 menit di tengah ketegangan tinggi di semenanjung sengketa tersebut. Seperti dikabarkan, empat warga Korsel tewas akibat serangan kapal perang Korea Utara di pulau wilayah perbatasan tersebut.

"Kami menegaskan kesamaan pandangan mengenai China, yang memiliki peran penting, untuk menggunakan pengaruhnya atas Pyongyang demi meredakan ketegangan," kata kementerian tersebut.

Dalam penyataannya, Hillary menegaskan bahwa AS akan melanjutkan usaha kerja samanya dengan Jepang setelah serangan terbaru tersebut. Ia juga menegaskan sikap AS terhadap Korut saat negara itu mengungkapkan program pengayaan uraniumnya.

Hillary dan Maehara juga mendiskusikan harapan mereka untuk melangsungkan pembicaraan tiga pihak di Washington pada bulan depan dengan Menlu Korsel Kim Sung Hwan. Demikian kabar yang dilaporkan televisi nasional NHK.(ant/afp)

China Terlihat Mendukung Korea Utara

Kamis, 25 November 2010 | 15:20 WIB
 
Wen Jiabao - Kim Jong Il

BEIJING, KOMPAS.com - China Kamis menyatakan prihatin atas rencana pelatihan militer gabungan Amerika Serikat-Korea Selatan setelah terjadi berondongan artileri Korea Utara terhadap sebuah pulau Korea Selatan.

"Kami telah mendapat laporan-laporan relevan dan untuk itu menyatakan keprihatinan," kata juru bicara kementerian luar negeri Hong Lei kepada para wartawan, Kamis (25/11/2010) ketika ditanya mengenai rencana latihan itu.

"Kami menentang setiap tindakan yang merusak perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea," tambahnya.

AS dan Korea Selatan telah mengumumkan mereka akan meluncurkan latihan bersama angkatan laut empat hari termasuk akan diikuti oleh kapal induk AS USS George Washington dengan tujuan mencegah serangan Utara.

Ketegangan di kawasan itu meningkat setelah Korea Utara memberondongkan meriam ke pulau Korea Selatan Selasa, menewaskan sedikitnya empat orang dan memicu serangan balasan dari Korea Selatan.

China kini berada dalam tekanan yang meningkat agar mengendalikan Korea Utara, sekutu dekatnya, setelah tindakan rezim Pyongyang terbaru yang tidak dikecam Beijing.

Sebelumnya, kementerian luar negeri mengeluarkan, pernyataan PM Wen Jiabao menyatakan, China menentang suatu tindakan militer provokatif di semenanjung Korea dan menyerukan semua pihak untuk mengendalikan diri.

"China berkomitmen tegas untuk memelihara perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea dan menentang apapun tindakan militer yang provokatif," kata Wen.

Menurut kementrian luar negeri China, Wen mengeluarkan pernyataan itu pada Rabu saat berkunjung ke Moskow, Rusia.

Tidak jelas apakah pernyataan Wen itu merujuk pada baku tembak Korea Utara-Korea Selatan ataukah rencana pelatihan militer AS-Korea Selatan.

Serangan artileri Korea Utara Selasa adalah salah satu insiden paling serius sejak perang 1950-1953 dan telah memicu kecaman global terhadap Pyongyang.(ANT/AFP)

Hasil "Ngamen" Siswa SMPN 28 Batam Rp 662.300

Tribun Batam - Senin, 22 November 2010 16:40 WIB
TRIBUNNEWSBATAM, BATAM - Pelajar SMP Negeri 28 Batam turut prihatin atas bencana banjir, tsunami, dan letusan gunung berapi. Seminggu melakukan aksi 'ngamen' di kelas, pelajar "Dupan" (sebutan untuk SMPN 28-red) berhasil mengumpulkan dana Rp.662.300 . Hasil sumbangan itu kemudian diserahkan kepada Redaksi Tribun, Senin (22/11/2010)

Menurut Kepala Sekolah, Mardi SPd menjelaskan bahwa dana tersebut diperoleh dari sumbangan setiap pelajar. Mekanismenya, siswa-siswi 'mengamen' dengan mendatangi kelas-kelas lalu mengedarkan kotak amal. Sebelum menarik sumbangan, terlebih dulu mereka menyanyikan dua buah lagu. Penggalangan ini dilakukan pada saat jam istirahat.

"Semua ini atas inisiatif para siswa-siswi kami, setiap pelajar menyumbang Rp 1.000 rupiah. Ini kami adakan untuk mengasah kepekaan sosial siswa terhadap lingkungan sekitar dan kepedulian terhadap bencana di tanah air. Penggalangan dana dilakukan secara bertahap," jelas Mardi SPd.

Sedangkan menurut guru pembina OSIS, Isel Sariandi SPd menyebutkan bahwa selain sumbangan dari pelajar, dana ini berasal dari semua warga yang berada di sekolah. Menurutnya, dalam waktu satu minggu hasilnya cukup besar. Sehingga rencananya akan diadakan penarikan sumbangan lagi, namun diberikan jeda waktu terlebih dahulu.

Penyerahan dana peduli bencana itu diberikan langsung oleh Kepala Sekolah, Mardi SPd kepada Candra P Pusponegoro (wartawan Tribun). Dalam serah terima ini, Mardi Spd didampingi oleh guru pembina OSIS, Isel Sariandi SPd dan beberapa perwakilan dari pelajar SMP Negeri 28.

Mayoritas Siswa SMP di Batam Tonton Video Porno

Nusantara / Minggu, 24 Oktober 2010 15:49 WIB

Metrotvnews.com, Bangka: Mayoritas siswa SMP di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, diduga pernah menonton video porno.

"Dari hasil survei, hanya sebagian kecil saja yang belum pernah nonton video porno. Saya yakin itu terjadi di semua SMP Batam," kata pembina OSIS SMP Negeri 28 di Batam Isel Sariandi, Ahad (24/10).

Isel Sariandi telah mensurvei dua kelas, kelas I dan II, di sekolahnya. Dari sekitar 70 orang, hanya lima siswa yang mengaku belum pernah menonton video porno.

Berdasarkan survei, mayoritas anak menonton video porno di telepon seluler. Video itu disebarkan ke telepon selular lainnya menggunakan bluetooth. "Jadi ada yang unggah dari internet, lalu disebarkan melalui bluetooth ke HP," kata Isel.

Lima siswa yang mengaku tidak pernah menonton video porno beralasan tidak mengerti cara menggunakan internet atau tidak memiliki telepon seluler. "Biasanya perempuan yang pendidikan agamanya bagus. Kalau laki-laki, umumnya pernah menonton. Hanya satu saja yang mengaku belum pernah," kata dia.

Menurut dia, para siswa tertarik menonton film porno karena diajak teman-temanya, sebagai bagian dari permainan. Untuk meminimalkan penyebaran video porno, ia meminta orang tua selalu mendampingi anaknya ketika berselancar di dunia maya agar tidak mengunggah hal negatif lalu menyebarkan ke teman-temannya.

"Pengaruh internet ini sangat kuat. Apalagi kalau anak mainnya di warung internet, tidak ada yang mengawasi mereka buka apa," kata lelaki yang mengajar interaksi sosial itu.

Di tempat berbeda, seorang anak usia SMP mengaku pernah beberapa kali menonton video porno. "Pernahlah. Sama-teman-teman lihat video porno di warnet," kata seorang anak yang ditemui di Batam Kota.

Ia mengatakan tertarik menonton video porno karena penasaran. "Pertama melihat video Ariel. Habis itu keterusan jadi ingin lihat yang lain," kata dia.(Ant/Mi)

Pendidikan Berbasis Karakter

KOMPAS.com - Dalam kajian pendidikan dikenal sejumlah ranah pendidikan, seperti pendidikan intelek, pendidikan keterampilan, pendidikan sikap, dan pendidikan karakter (watak). Pendidikan karakter berkenaan dengan psikis individu, di antaranya segi keinginan/nafsu, motif, dan dorongan berbuat.
Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan, dan keimanan. Dengan demikian, pendidikan berbasis karakter dapat mengintegrasikan informasi yang diperolehnya selama dalam pendidikan untuk dijadikan pandangan hidup yang berguna bagi upaya penanggulangan persoalan hidupnya.
Pendidikan berbasis karakter akan menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang sadar diri sebagai makhluk, manusia, warga negara, dan pria atau wanita. Kesadaran itu dijadikan ukuran martabat dirinya sehingga berpikir obyektif, terbuka, dan kritis, serta memiliki harga diri yang tidak mudah memperjualbelikan. Sosok dirinya tampak memiliki integritas, kejujuran, kreativitas, dan perbuatannya menunjukkan produktivitas.
Selain itu, tidak hanya menyadari apa tugasnya dan bagaimana mengambil sikap terhadap berbagai jenis situasi permasalahan, tetapi juga akan menghadapi kehidupan dengan penuh kesadaran, peka terhadap nilai keramahan sosial, dan dapat bertanggung jawab atas tindakannya.
Pembentukan pribadi
Karena itu, sekolah yang akan mengimplementasikan pendidikan berbasis karakter dapat memikirkan segi-segi sebagai berikut. Pertama, keberhasilan pendidikan berbasis karakter terkait dengan kondisi peserta didik yang landasan keluarganya mengharapkan tercipta iklim kehidupan dengan norma kebaikan dan tanggung jawab. Dengan demikian, fungsi pendidikan berbasis karakter untuk menunjukkan kesadaran normatif peserta didik, seperti berbuat baik dan melaksanakan tanggung jawabnya agar terinternalisasi pada pembentukan pribadi.
Organ manusia yang berfungsi melaksanakan kesadaran normatif ialah hati nurani atau kata hati (conscience). Organ penunjangnya ialah pikiran atau logika. Pendidikan berbasis karakter diprogram untuk upaya kesadaran normatif yang ada pada hati nurani supaya diteruskan kepada pikiran untuk dicari rumusan bentuk perilaku, kemudian ditransfer ke anggota badan pelaksana perbuatan. Contoh, mulut pelaksana perbuatan bicara atau bahasa melalui kata-kata. Maka, sistem mulut memfungsikan kata-kata bersifat logis atau masuk akal. Bahkan, dengan landasan kesadaran norma dan tanggung jawab akan terjadi komunikasi dengan perkataan santun yang jauh dari celaan dan menyakitkan orang lain.
Karena itu, pendekatan proses pembelajaran di sekolah perlu disesuaikan, yaitu dengan menciptakan iklim yang merangsang pikiran peserta didik untuk digunakan sebagai alat observasi dalam mengeksplorasi dunia. Interaksi antara pikiran dan dunia harus memunculkan proses adaptasi, penguasaan dunia, dan pemecahan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Keberhasilan anak menjalani interaksi dengan dunia akan membentuk kemampuan merumuskan cita-citanya. Bahkan, cita-cita itu dijadikan pedoman atau kompas hidup. Dengan pedoman hidup itu ia menentukan arah sekaligus membentuk norma hidupnya.
Kedua, kondisi sekolah dapat menciptakan iklim rasa aman bagi peserta didiknya (joyful learning). Jika peserta didik tidak merasa aman, seperti merasa jiwa tergoncang, cemas, atau frustrasi akibat mendapatkan pengalaman kurang baik dari sekolah, maka ia tidak akan dapat menanggapi upaya pendidikan dari sekolahnya. Bahkan, ia acap kali merespons upaya pendidikan dengan bentuk protes atau agresi terhadap lingkungannya. Peserta didik yang cerdas sekalipun, dengan merasa kurang aman, acap kali konflik dengan lingkungan yang menyulitkan hidup.
Bahkan, upaya mempertahankan hidupnya dengan berbuat tercela, tidak bermoral, tidak bertanggung jawab, dan jahat. Perasaan aman hidup atau perasaan yang tidak diliputi kecemasan di sekolah hanya mungkin bila suasana sekolah mencintai anak dengan menciptakan iklim keterbukaan, mesra, bahagia, gembira, dan ceria.
Dengan demikian, iklim tersebut akan mampu membuka kata hati peserta didik, baik di sekolah maupun ketika menghadapi dunia masyarakat. Kehidupan nyata dianggap sebagai obyek yang menarik minat dengan kegairahan hidup dan penuh perhatian yang merangsang pikirannya.
Ketiga, kebijakan sekolah dalam merumuskan bahan belajar pendidikan berbasis karakter diorientasikan ke masa depan, yaitu menggambarkan indikasi bentuk baru nilai-nilai peradaban masyarakat. Dasar pertimbangannya adalah (1) proses pembangunan berkonsekuensi terhadap perubahan bentuk baru nilai-nilai kebiasaan hidup masyarakat, (2) pendidikan berbasis karakter harus berperan sebagai pengimbang akibat sampingan proses pembangunan.
Indikator bentuk baru nilai-nilai peradaban masyarakat dimisalkan mengambil rumusan dari hasil pengamatan kehidupan kota yang mengalami pembangunan pesat dan menimbulkan urbanisasi sehingga di kota tercipta pusat permukiman pendatang baru yang seolah terputus dari akar sosial budaya sebelumnya. Permukiman kota yang penuh sesak menimbulkan suasana kehidupan yang mencekam dari kekhawatiran terjadinya instabilitas sosial.
Jurang perbedaan
Selain itu, rumusan didapat dari hasil pengamatan suasana keluarga dalam menghadapi tata kehidupan baru, apakah mengambil sikap bertahan dengan kebiasaan hidup sebelumnya, ataukah meninggalkan dan mengganti kebiasaan hidup sebelumnya (permisif), sementara keadaan sekitar tidak ikut bertahan. Terutama mengambil sikap mengenai kaitan dengan ekonomi keluarga, pekerjaan, perdagangan, dan kecemburuan sosial.
Bagaimana kondisi keluarga yang tetap bertahan, apakah menjadi terasingkan. Bagaimana pula keluarga yang mengubah kebiasaan lama dengan yang baru, apakah secara psikologis memperoleh kemantapan ataukah kepahitan dan kekacauan hidup.
Paling tidak, pengamatan sepintas menunjukkan akibat sampingan pembangunan yang pesat pada perubahan bentuk kehidupan masyarakat. Yaitu, pembangunan yang menawarkan kesempatan bagi siapa saja yang berkesanggupan sehingga mengakibatkan di satu pihak terdapat sebagian anggota masyarakat yang cakap dan berani mengambil risiko untuk menangkap manfaat penawaran pembangunan dan golongan ini akan maju.
Di pihak lain, ada anggota masyarakat yang lamban bergerak dalam menangkap manfaat dan golongan ini akan semakin tertinggal. Hasil akhir antara yang cakap dan lamban menyebabkan munculnya jurang perbedaan kepemilikan materi yang mudah diisukan sebagai pelanggaran asas keadilan.
Jurang perbedaan kemajuan sisi materi yang dipahami secara sempit mengakibatkan terjadinya pergeseran nilai masyarakat. Yaitu, menguatnya arus bentuk baru kehidupan masyarakat seperti nilai materi dan hara-hura serta tampak memudar budaya santun, malu, kekeluargaan, kejujuran, toleransi, kebersamaan, kesetiakawanan, dan gotong royong.
Penulis adalah Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia